REUNI ANGKATAN PRIMA (R1)
Sukabumi, 02 Nopember 2024
Sukabumi, sabtu/minggu 02 nopember 2024 (R1-Prima)
Kunjungan Perwakilan prima ke rumah kediaman Bpk. Mansursyah (Mantan Dosen Keguruan PGKP) Pasca Operasi
Serba Serbi Reuni R1
Sukabumi, 02 Nopember 2024
ANGKA 14 (Bag. 1)
Hari Sabtu, 2 November 2024. Pukul 08.00. Acara reuni dibuka oleh tuan rumah. Dilanjutkan dengan do'a yang dipimpin oleh Mas Fachruddien Abdul Syukur. Sebelum berdo'a bersama, ustadz dari Tegal ini membacakan satu per satu nama semua Angkatan Prima (R1) yang telah berpulang menghadap Sang Haliq. Juga dibacakan beberapa nama para dosen, termasuk para pimpinan dan pengelola PGKP. Total ada 13 orang alumni PGKP yang telah meninggal. Yang terakhir meninggal adalah Irwan Bahtiar dari Tangerang. Usai berdoa bersama, Mas Suko nyeletuk, "Wah, sepertinya yang akan mendapatkan nomor 14 adalah yang inisialnya H. Sebab kemarin itu Malaikat khilaf, sehingga loncat ke inisial I, yaitu Irwan Bahtiar!"
Spontan semua tertawa terbahak-bahak sambil menoleh ke arah Abah Hendri, yang inisialnya adalah H. Si Abah ikut tertawa, lalu mengeluarkan fatwa, "Dengarkan, ya! Insya Allah bukan saya nomor urut berikutnya. Sebab Malaikat Izroil masih sayang dengan saya. Saya masih ingin ikut reunian tahun depan di Blitar, euy! He, he, he ...!" Semuanya tertawa terbahak-bahak. Kang Usman dari Aceh nyeletuk, "Saya do'akan, semoga semua yang hadir pada reuni di Sukabumi sehat dan panjang umur, sehingga kita masih bisa bertemu pada reuni di Blitar tahun depan!" Semua yang hadir kompak menjawab: "Aamiin ... ." [th]: "
MESIN TURBO (Bag. 2)
Hari Sabtu, 2 November 2024. Sudah pukul 00.30-an. Suasana senyap. Udara gunung terasa dingin. Semua sudah terlelap di alam mimpi, kecuali kami bertiga: Muhammad, Hendri, dan saya. Kami bertiga masih asyik bermain gaple sambil bercanda ria. Menjelang pukul 01.00, Muhammad nyeletuk, "Ton, nanti kita atur tidurnya berjajar, ya! Hendri di tengah, kita berdua di pinggir; supaya kita masing-masing kebagian suara mesin gergaji. Ha, ha, ha ...!" Yang dimaksudkan suara mesin gergaji itu adalah suara dengkur dari Abah Hendri tatkala tidur.
"Ha, ha, ha"... dalam hati saya tertawa sambil mbatin: "Rupanya Muhammad belum tahu, ya? Saya juga mendengkur ketika tidur!" Tepat pukul 01.00, saya pun tidur di kasur sebelah tengah. Tersisa dua buah kasur lagi di sebelah kiri dan kanan. Saya tidak tahu, pukul berapa Muhammad dan Hendri tidur. Sebab hanya dalam hitungan menit, saya pun sudah terlelap. Esok paginya terjadi kehebohan. Muhammad bercerita kepada seluruh penghuni, "Waduh, saya salah mengira! Saya kira Tony tidak ngorok. Ternyata lebih keras dari suara ngoroknya Hendri!" Ha, ha, ha ... semua yang mendengar cerita Muhammad tertawa terbahak-bahak. Hendri menimpali, "Ibarat mobil, Tony itu cc-nya kecil, tetapi dia itu mesin turbo!" Semua tertawa terbahak-bahak. Saya cuma bisa mesam-mesem. He, he, he ... mesin turbo dilawan? [th] 14
IKAN JAPUH (Bag. 3)
Hari Minggu, 3 November 2024. Sekitar pukul 07.00. Saya sedang sibuk mempersiapkan menu spesial tambahan untuk peserta reuni, yaitu ikan asin japuh goreng dan ikan teri u murni inisiatip saya sendiri, tidak termasuk ke dalam proposal yang kami ajukan kepada KPA, yaitu Abah Hendri. 14
IKAN JAPUH (Bag. 3)
Hari Minggu, 3 November 2024 pagi. Saya sedang sibuk mempersiapkan menu spesial tambahan untuk peserta reuni, yaitu ikan asin japuh goreng dan ikan teri bumbu pedas. Itu murni inisiatip saya sendiri, tidak termasuk ke dalam proposal yang kami ajukan kepada KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), yaitu Abah Hendri. Sekitar pukul 06.30 saya mulai memasak. Ada dua menu spesial, yaitu ikan asin japuh goreng, dan ikan teri bumbu pedas. Keduanya saya masak bersamaan. Aroma memenuhi seanterio rumah saya; mungkin juga sampai ke ruang tamu.
Sekitar pukul 07.00 isteri saya tampak bergegas ke dapur, lalu berkata, "Mas, ada Mas Hawignyo dan rombongan di ruang tamu!" Saya jawab, "Wah, tolong ditemani dulu. Ini tanggung. Sebentar lagi matang!" Sejurus kemudian, tepat di belakang saya bermunculan Mas Hawignyo, Mbak Rini (isteri Mas Hawignyo), Mbak Nurhima dan Cut Wiwi. Mereka berkata, "Wah, aromanya bikin kami lapar, nih!" Rupanya aroma ikan japuh yang saya goreng sampai juga ke ruang tamu. Sambil tergopoh-gopoh saya menjawab, "Maaf, ya, ... ini sebentar lagi sudah matang!" Setelah matang, saya sajikan seluruh ikan teri pedas ke ruang tamu. Mas Hawignyo dkk. rupanya sedang menyantap nasi pecel yang dibawanya dari Depok. "Monggo, silakan dicoba masakan saya, ya!" saya mempersilahkan. Mbak Rini menbalas, "Lho, Mas, ini bukannya untuk reunian nanti?" Saya pun menjawab, "Gak apa-apa, ini untuk tamu VIP kami pagi ini. Silakan dinikmati, ya! [th] Bersambung ..
IKA JAPUH (Lanjutan) Bag. 4
Usai sarapan, Mbak Rini memberikan testimoni, "Wah, Mas, ini teri pedasnya benar-benar mak nyus! Apa bumbunya?" Saya jawab singkat, "Bumbunya cuma bawang putih, bawang merah, bawang daun, dan cabe rawit, koq! Oh, ya, jangan lupa tambah tomat hijau, daun salam dan lengkuas. Gak usah pakai garam. Tambah sedikit gula pasir dan penyedap rasa. Itu saja." Sekitar pukul 08.00 kami meluncur menuju Villa Vini Vidi di Jalan Raya Kadudampit Km 6. Belum ada kafilah lain yang datang. Sekitar pukul 11.45-an, hampir seluruh peserta sudah hadir, kecuali Kang Didi Ruswandi dan keluarga dari Cianjur.
Usai sholat Dzuhur di musholla di depan villa, kami pun santap siang. Ada aneka menu yang sudah dipesan, yaitu ikan emas goreng, tempe bacem, tahu goreng, sayur asem, krupuk dan aneka lalapan. Ada tambahan menu hasil masakan Chef Tony, yaitu ikan asin japuh goreng, dan ikan teri bumbu pedas. Seluruh peserta tampak lahap menyantap menu yang tersedia. Mereka berkomentar, "Wah, ini menu makan siangnya sangat menggoda. Ada sambal, lalapan dan ikan asin. Cocok sekali!" Muhammad yang biasanya sulit makan, ikut berkomentar, "Waduh, ini ada kesukaan saya, yaitu ikan asin japuh. Tolong sisakan untuk nanti malam, ya?"
Alhamdulillah, siang itu seluruh peserta tampak happy. Makanan sangat banyak, bahkan berlimpah, sebab dari Aceh, Medan, Jakarta, Bogor, Garut dan lainnya masing-masing membawa oleh-oleh makanan aneka macam. Reuni yang membawa keberkahan. Insya Allah. [th]
DO'A MUSTAJAB (Bag. 5)
Pada ujung acara pembukaan reuni (Sabtu, 2 Nov 2024; pukul 20.45), Kang Didi memberikan sharing yang sangat bermanfaat untuk seluruh peserta. Semua tampak antusias mengikuti testimoni Kang Didi Ruswandi. "Isteri saya sudah lama menderita sakit kanker otak," Kang Didi mengawali tertimoninya. "Bahkan pernah mengalami koma selama hampir sebulan. Di tengah kepasrahan kami, ada nasihat yang luar biasa dari seorang kyai. Beliau memberikan nasihat kepada saya: 'Pak Didi, hidup dan mati kita ada di tangan Allah. Berserah diri saja kepada -Nya. Tidak usah cemas. Usai sholat, bacalah Al-Fatihah, lalu tiupkan ke dalam air putih di dalam gelas. Lalu kasihkan kepada isteri untuk diminum sambil bermunajat kepada Allah untuk disembuhkan. Jangan lupa meminta do'a dari orang tua, sanak kerabat dan handai taulan.' Alhamdulillah, isteri saya berangsur membaik dan hari ini bisa hadir ikut reuni bersama dengan saya dan anak-anak saya. Terima kasih atas do'a dari kawan-kawan semua." Semua yang hadir sangat terkesima dengan cerita Kang Didi. Suatu testimoni yang sangat mengharukan, sekaligus inspiratif.
Malam itu, penampilan Kang Didi berbeda dengan biasanya; penuh semangat dan bergairah. Bahkan air mukanya tampak ceria. Sebab kita tahu, selama ini Kang Didi menderita sakit jantung (?). Dia melanjutkan ceritanya. "Malam ini saya ingin berbagi sehat. Alhamdulillah, setelah mengkonsumsi secara rutin herbal daun tujuh duri (?), badan saya bertambah sehat. Ini saya bawakan bibitnya untuk dibagi-bagikan," sambil menyerahkan seikat bibit tanaman herbal tujuh jarum (?) kepada Abah Hendri. Turut diserahkan pula satu kantong benih paria belut untuk dibagikan kepada seluruh peserta reuni. Alhamdulillah, semoga memberikan keberkahan. [th] JAPUH (Bag. 3)
OBAT DIABETES (Bag. 6)
Rupanya Mas Fachruddien terpancing juga ingin memberikan testimoni. Pada tahun 2008, dia terkena diabetes militus. Pada bulan November 2015 ketika alumni PGKP IPB mengadakan reuni perdana lintas angkatan di Garut (IKA PGKP IPB belum lahir), saya bahkan hampir tidak mengenalinya. Badannya kurus-kering dan wajahnya tampak tua renta. Tetapi ketika saya bertemu lagi dengannya tahun 2018 pada Reuni Tegal, Mas Fachruddien sudah kembali normal. Badannya tegap dan atletis seperti sekarang. Bedanya cuma warna rambut dan jenggot saja.
Dia bercerita, "Dulu ketika saya sakit kencing manis akut, selama seminggu tidak makan nasi. Saya cuma makan telur 7 butir dan sekerat daging sapi. Lalu saya lanjutkan dengan mengkonsumsi black garlic hingga sekarang." Lalu saya menyambung ceritanya, "Ya, betul! Saya diajari oleh Mas Fachruddien cara membuat black garlic pada tahun 2018 tersebut di Tegal. Alhamdulillah, hingga sekarang saya rutin mengkonsumsi black garlic. Melalui syareat black garlic tersebut, asam urat saya sudah tidak pernah kambuh lagi. Bahkan, saya juga berjualan black garlic, lho!"
Rupanya Mas Hawignyo dan Kang Dadat juga mengkonsumsi black garlic secara rutin. Pantas saja, badannya tampak sehat dan air mukanya berseri-seri, seperti orang yang baru berusia 50-an tahun. Wallahu 'alam bisshowab. [th] Hari Minggu, 3 November 2024. Sekitar pukul 07.00. Saya sedang sibuk mempersiapkan menu spesial tambahan untuk peserta reuni, yaitu ikan asin japuh goreng dan ikan teri u murni inisiatip saya sendiri, tidak termasuk ke dalam proposal yang kami ajukan kepada KPA, yaitu Abah Hendri. 14
PERSIAPAN REUNI (Bag. 7)
Pada awal Oktober lalu, saya ditelpon oleh Muhammad, "Ton, barusan saya ditelpon oleh Hendri. Dia bilang, reuni kita akan dialihkan ke Bogor, sebab Suko sakit; sehingga reuni kita di Blitar tahun ini dibatalkan." Saya jawab, "Oh, ya, baguslah! Jadi dekat!" Muhammad melanjutkan, "Begini, Ton! Bukan saya tidak mau, tetapi kalau reuni di Bogor, saya khawatir teman-teman akan bosan. Sebab dua tahun berturutan (2022 dan 2023), Pengurus IKA PGKP sudah menggelar reuni di Bogor."
Saya menimpali, "Terus?" Muhammad menjawab, "Bagaimana kalau reuninya di Sukabumi saja? Pasti menarik, sebab banyak obyek wisata yang belum dikunjungi oleh kawan-kawan kita." Saya langsung menjawab, "Oke, Bos, siap!" Esoknya, Hendri selaku koordinator angkatan telpon saya, "Ton, sudah ditelpon oleh Muhammad?" Saya jawab, "Ya, sudah!" Hendri melanjutkan, "Terus bagaimana? Apakah Sukabumi siap?" Saya jawab, "Insya Allah siap, Bos!"
Beberapa hari kemudian, kami bertiga (Tony, Eko, dan Noth) musyawarah. Saat diskusi, saya mengusulkan kriteria berikut kepada tim tuan rumah, "Pokoknya obyek wisata yang akan kita usulkan nanti tidak boleh kalah dengan Temanggung tahun lalu. Tidak boleh di bawah Pasar Papringan dan Posong." Semua setuju. Akhirnya disepakati usulan dua alternatif obyek wisata, yaitu wisata gunung, atau pantai. Untuk pilihan pertama (wisata gunung), dipilih Situgunung. Dan untuk pilihan kedua (wisata pantai), dipilih Palabuhan Ratu. [th] Bersambung ...
PERSIAPAN REUNI (Lanjutan) Bag. 8
Esoknya, saya mendapatkan kabar dari isteri, bahwa Noth gak mau reuni di Palabuhan Ratu. Saya tanya, "Mengapa?" Dia jawab singkat, "Hii ... Takut megatrust, katanya! Menurut ramalan BMKG, di jalur selatan Jawa akan diterjang gempa bumi dahsyat!"
"Oh, begitu, ya? Ya, sudah, gak apa-apa! Berarti obyek wisata pada reuni nanti adalah Situgunung," jawab saya. Saya jadi teringat tentang makanan pantangan Noth, yaitu ikan laut. Padahal sewaktu musyawarah bertiga, saya mengusulkan menu khas Palabuhan Ratu, yaitu ikan bakar. Saya bilang, "Pasti kawan-kawan kita akan suka." Waktu itu saya tidak ingat, bahwa Noth tidak suka ikan laut. Oalah, Biyung?" Ha, ha, ha ...
PERSIAPAN REUNI (Lanjutan) Bag. 9
Esoknya, saya mendapatkan kabar dari isteri, bahwa Noth gak mau reuni di Palabuhan Ratu. Saya tanya, "Mengapa?" Dia jawab singkat, "Hii ... Takut megatrust, katanya! Menurut ramalan BMKG, di jalur selatan Jawa akan diterjang gempa bumi dahsyat!" "Oh, begitu, ya? Ya, sudah, gak apa-apa! Berarti obyek wisata pada reuni nanti adalah Situgunung," jawab saya. Saya jadi teringat tentang makanan pantangan Noth, yaitu ikan laut. Padahal sewaktu musyawarah bertiga, saya mengusulkan menu khas Palabuhan Ratu, yaitu ikan bakar untuk reunian nanti. Saya bilang, "Pasti kawan-kawan kita akan suka." Waktu itu saya tidak ingat, bahwa Noth tidak suka ikan laut. Oalah, Biyung? Ha, ha, ha ...
Minggu berikutnya kami bertiga survey ke Kadudampit. Kami meninjau Villa Vini Vidi yang telah dipilih oleh Noth. Saya setuju, "Oke, Noth, ini tempat menurut saya cocok. Letak strategis, halaman parkir luas dan menyejukkan mata, dekat musholla, akomodasi cukup baik, air bersih, dan ada gazebo. Saya kira, villa yang di Cinumpang tidak perlu kita survey." Pada saat bertemu dengan fihak pengelola villa siang itu, langsung kami usulkan menu makan.
Dua hari kemudian, saya, Noth dan Kang Didi (suami Noth) survey ke obyek wisata Situgunung. Kami bertemu langsung dengan pengelola obyek wisata untuk menanyakan segala sesuatunya, baik obyek yang akan dikunjungi maupun taripnya. Bahkan kami bertiga juga melakukan trecking hingga ke pintu gerbang Jembatan Gantung Lembah Purba yang ikonik. Laporan lengkapnya sudah pernah kami share di grup beberapa minggu yang lalu. [th] Hari Minggu, 3 November 2024. Sekitar pukul 07.00. Saya sedang sibuk mempersiapkan menu spesial tambahan untuk peserta reuni, yaitu ikan asin japuh goreng dan ikan teri u murni inisiatip saya sendiri, tidak termasuk ke dalam proposal yang kami ajukan kepada KPA, yaitu Abah Hendri. 14
MUTER-MUTER GARA-GARA MBAH GOOGLE (Oleh: P. Edy Siswanto)
Pada hari Sabtu, tgl. 2 Nop. 2024 sekitar jam 09.00 pagi saya berangkat ke Sukabumi untuk mengikuti reuni. Sebelum berangkat saya membeli manisan khas Cianjur untuk oleh-oleh. Di tengah perjalanan, saya berhenti sejenak di Indomaret depan RS Hermina Kota Sukabumi untuk membeli minuman. Sesaat sebelum melanjutkan perjalanan, saya telpon Teh Erna untuk menanyakan lokasi reuni. Dia menjawab via telepon, "Ambil arah ke Bogor. Setelah sampai Alun-Alun Cisaat, ada Kantor Polsek. Nah, belok ke kanan arah Kadudampit. Terus jalan lurus. Villa Vini Vidi ada di sebelah kanan jalan."
Saya tanya lagi ke Mbak Erna, "Lokasi Villa Vini Vidi itu kira-kira berapa kilometer sebelum jembatan gantung?" Dijawab oleh Mbak Erna, "Wah, gak tahu, ya? Pokoknya lihat saja. Ada plangnya, koq! Sudah terkenal." Setelah saya aktifkan Google Map, akhirnya saya meluncur mengikuti petunjuk Mbah Google. Setelah masuk ke arah Kadudampit, kira-kira setelah 4 km, Google Map ngasih tahu agar belok ke kanan; tetapi saya tetap lurus. Dalam perjalanan, Mbah Google memberi tahu, agar balik kanan terus belok kiri. Karena takut salah, saya berhenti di suatu lahan kosong. Saya telpon Noth lagi, "Teh, ini kata Google harus belok ke kanan?" Noth menjawab, "Ya, betul, belok kanan!"
Akhirnya saya ikuti saran Noth; balik lagi terus belok kiri. Rupanya Noth kurang fokus menjawab telepon saya. Dia pikir, posisi saya masih di Jalan Raya Cisaat. Padahal posisi saya sudah di arah villa. Oalah, nasib-nasib ... Akhirnya saya jalan terus mengikuti perintah Mbah Google. Tetapi dalam pikiran saya, _"Wah, ini pasti salah! Koq, jalannya sempit? Tetapi saya ikuti Google terus. Akhirnya sampai di Desa Ciseureuh. Saya berhenti dan bertanya kepada penduduk setempat. Ternyata mereka tidak tahu posisi Villa Vini Vidi. Saya telepon lagi Noth. Katanya lanjut saja, nanti juga ketemu. Ternyata lama juga gak ketemu.
Akhirnya saya balik ke arah Jalan Bayangkara. Itu pun Mbah Google masih memberi perintah untuk belok kiri, ke arah Kota Sukabumi. Oh, my God! Ya, sudah, akhirnya saya nekat, Guys! Sata putuskan belok kanan, balik lagi ke arah Cisaat. Sampai di Alun-Alun Cisaat, dibelokkan ke kiri memutari Alun-Alun, barulah ketemu Kantor Polsek Cisaat. Saya ambil arah kiri ke arah Kadudampit. Mbah Google saya matikan dan telpon lagi Noth. Akhirnya dikasih tahu, bahwa kalau sudah melewati GOR Icuk Sugiarto, itu sudah dekat dengan villa.
Sejurus kemudian, akhirnya saya lihat plang Villa Vini Vidi. Alhamdulillah, plong rasanya hati ini ... * (edited by: th). Hari Minggu, 3 November 2024. Sekitar pukul 07.00. Saya sedang sibuk mempersiapkan menu spesial tambahan untuk peserta reuni, yaitu ikan asin japuh goreng dan ikan teri u murni inisiatip saya sendiri, tidak termasuk ke dalam proposal yang kami ajukan kepada KPA, yaitu Abah Hendri. 14
DAPUR KINCLONG (Oleh: Erna Hermawati)
Ini kejadian pada hari Minggu, 3 November 2024. Sekitar pukul 10.00 saya dan Mbak Nurhimawati turun ikut mobil Mas Suko. Kami berdua tidak ikut menyeberangi jembatan. Sieun, euy! Sesampai di pintu gerbang villa, saya melihat ada bapak-bapak duduk di teras villa. "Waduh, siapa, ya? Saya gak kenal, sebab wajahnya membelakangi arah pandang saya. Mudah-mudahan bukan orang jahat. Sebab barang-barang punya teman-teman ada di dalam kamar yang tidak terkunci," begitu batin saya berkecamuk.
Semakin dekat saya melangkah ke arah orang tersebut, oalah, ternyata itu adalah Kang Didi Ruswandi. "Kenapa tidak ngasih tahu kalau sudah sampai duluan?" tanya saya. "Ya, saya mau kasih kejutan!" jawab Kang Didi Ruswandi. Benar saja, Guys! Setelah saya masuk ke dapur, masya Allah, dapur sudah rapih dan bersih. Padahal sewaktu kami berangkat ke obyek wisata, itu dapur berantakan. Banyak piring kotor bertumpuk di dapur.
Saya tanya ke Kang Didi, "Apakah tadi ada bibi ke sini mencuci piring dan membersihkan dapur?" Dijawab oleh Kang Didi, "Itu tadi saya yang membereskan, koq!" Masya Allah, terima kasih Kang Didi. Semoga barokah. Aamiin ... * (edited by: th) Hari Minggu, 3 November 2024. Sekitar pukul 07.00. Saya sedang sibuk mempersiapkan menu spesial tambahan untuk peserta reuni, yaitu ikan asin japuh goreng dan ikan teri u murni inisiatip saya sendiri, tidak termasuk ke dalam proposal yang kami ajukan kepada KPA, yaitu Abah Hendri. 14